Home Daerah Atasi Ketimpangan Gender, Pemda Tator Gelar Sosialisasi Pengarusutamaan Gender

Atasi Ketimpangan Gender, Pemda Tator Gelar Sosialisasi Pengarusutamaan Gender

REPLIKNEWS, TANA TORAJA - Pemerintah Tana Toraja, melaksanakan sosialisasi pengarusutamaan gender (PUG), di Gedung Pola Kantor Bupati Tana Toraja, Selasa (04/11/2025). Agenda tersebut dibuka secara langsung Wakil Bupati Tana Toraja, Erianto Laso' Paundanan. 

Dalam sambutannya, Erianto Laso' Paundanan menyampaikan gagasannya terkait kesetaraan gender dalam pembangunan daerah.

"Dalam mengambil bagian untuk pembangunan masyarakat, bangsa, dan Tana Toraja yang kita cintai ini baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama, tetapi tentu dengan memperhatikan kualitas," ungkap Erianto Laso' Paundanan. 

Erianto juga menegaskan pentingnya pengarusutamaan gender dalam menentukan arah kebijakan. Untuk itu, dinas-dinas harus memberi ruang dalam pengarusutamaan gender, termasuk  terkait anggaran. 

"Berbicara tentang pengarusutamaa gender, kita berbicara  bagaimana dinas memperhatikan penganggaran-penggaran untuk bisa memberi ruang dan perhatian dalam pengarusutamaan gender," tegas Erianto. 

Meisy Papayungan, Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak Dinas Pemberdayaan Perempun, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provensi Sulawesi Selatan, yang hadir sebagai pemateri menekankan langkah-langkah dan indikator, serta indeks dalam pengarusutamaan gender. 

Dalam paparan materinya, Meisy menyebut indikator-indikator tersebut, diantaranya ;  Kelembagaan Penggerak PUG (Pokja PUG atau Focal Point gender), Kebijakan internal, Anggaran responsif gender, serta pendataan  terpadu. 

Dipaparkannya pula indeks-indeks dalam pengarusutamaan gender yang meliputi; indeks pembangunan gender (IPG), indeks pemberdayaan gender (IDG), indeks kesetaraan gender (IKG). 

Berdasarkan data yang dipaparkan, posisi kabupaten Tana Toraja dalam IPG 2024 masih dibawah rata-rata provensi, yakni 89,24  dari 93,98 .  Sementara untuk IDG 2024 Tana Toraja menempati posisi tertinggi di Provensi Sulawesi Selatan  untuk kategori tenaga professional dengan persentase 63,79 persen  dari 55,10 persen serta pada kategori kontribusi pendapatan dengan persentase 44,78 persen jauh di atas  rata-rata 32,73 persen.  Sayangnya,  untuk kategori keterlibatan di parlemen  Tana  Toraja berada pada posisi terendah, yakni 6,67 persen jauh dibawah rata-rata 25 persen. Akibatnya untuk posisi IDG 2024, Tana Toraja hanya berada di angkah 61,66 dibawah rata-rata 75,25. 

Dipertegasnya juga bahwa kesetaraan gender bukan tentang laki-laki 50 persen dan perempuan 50 persen, tetapi proposional. Olehnya itu, strategi pengarusutamaan gender penting untuk menentukan arah kebijakan. 

"Srategi pengarusutamaan gender harus diperhatikan untuk untuk memikskan kebijakan respontif gender," jelas Meisy Papayungan. 

Sementara Ketua Pansus (Panitia Khusus) untuk pembahasan Ranperda Pengarusutamaan Gender (PUG), Yuli Saranga menyampaikan bahwa sosialisasi terkait pengarusutamaan gender telah dilakukan sejak berapa tahun sebelumnya. Olehnya itu, saat ini sudah semestinya diimplemetasikan. 

Diinformasikannya juga bawah Ranperda PUG yang akan menjadi acuan sedang dalam tahap finalisasi dan diperkirakan rampung pada pertengahan bulan November ini. Untuk itu komitmen dari semua pengambil kebijakan, baik yudikatif maupun legislatif menjadi sangat penting untuk mengatasi ketimpangan gender.

"Saat ini Ranperda PUG sudah diproses tinggal menunggu hasil finalisasi. Kami menunggu dari bagian hukum dari provensi, setelah itu akan dilaksanakan paripurna tentang penetapan Perda PUG. Bagaimana kominteman kita baik yudikatif, maupun legislatif untuk Perda PUG ini, terutama dalam soal penganggaran. Untuk ranperda, mungkin pertengahan bulan ini sudah bisa disahkan. Jadi kita tidak ada alasan tidak ada lagi acuan," tutur Ketua Komisi II DPRD Tana Toraja itu. 

"Tinggal bagaimana kedepan kita memasukkan program-program yang pro gender terutama dalam program di tahun 2026," Lanjutnya

Sementara Ketua PKK Tana Toraja, Dr Enni Yetti Riman menekankan  bahwa selain komitmen dan profesionalime semua pemangku kebijakan, kunci kesetaraan gender juga ada dalam rumah tangga.  Olehnya itu, Perda terkait hal-hal yang menjadi pencetus ketidakharmonisan keluarga juga menjadi poin penting. 

"Kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan itu kuncinya ada dalam rumah tangga. Bagaimana keterbukaan dalam rumah tangga, bagaimanan hubungan antara orang tua dan anak dalam rumah tangga, bagaimana harmonisasi dalam keluarga," tuturnya.

Penulis         : Natalia D. Lette
Editor           : Redaksi