REPLIKNEWS, TANA TORAJA-Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) Tana Toraja gelar sosialisasi di Kecamatan Makale Selatan.
Sosialisasi bertajuk "Merajut Kerukunan dengan Menghargai Kearifan lokal" tersebut digelar di Aula Kantor Lurah Sandabilik, Makale Selatan, Selasa (27/09/2022) siang tadi.
Hadir dalam agenda tersebut, Camat Makale Selatan, Yohanes Some, Tim dari FKUB selaku pembicara, Penyuluh Agama Makale Selatan, Andarias Kala'lembang, Perwakilan Aparat Lurah dan Lembang, serta tokoh-tokoh agama dan tokoh masyarakat lingkup Makale Selatan.
Pada agenda tersebut, Tim FKUB menyampaiman kapasitas FKUB sebagai forum resmi sesuai putusan Kementerian Agama dan Kementrian dalam Negeri untuk membantu pemerintah dalam menjaga dan memelihara kerukunan umat beragama.
Hadir sebagai pembicara, Mika Dasan, sekertaris FKUB Tator menyampaikan bahwa sosialisai tersebut dikemas dengan menghubungkan kerukunan beragama dan kearifan lokal, karena bagaimanapun agama berada di tengah-tengah masyarakat dengan kearifan lokalnya.
"Sengaja kita mengambil tema tersebut karna bagaimanapun kita hidup ditengah masyarakat tidak bisa lepas dari sifat saling menghargai dan menjunjung tinggi kearifan lokal dan tatanan kehidupan", tutur Mika Dasan.
"Kearifan lokal tidak sebatas pengetahuan, tetapi juga terkait bagaimana tatanan kehidupan masyarakat", sambungnya.
Lebih lanjut, Pdt. Zeth yang juga hadir sebagai anggota FKUB, mengatakan bahwa keindahan kerukunan umat beragama masyarakat Toraja tidak lepas dari kearifan lokal masyarakat Toraja, salah satunya yakni Tongkonan.
"Keindahan beragama masyarakat Tana Toraja lahir secara ilmiah, apalagi d Tana Toraja ada tongkonan yang diatasnya terdiri atas berbagai agama", tutur Pdt, Zeth.
Meski demikian, ditekankan pula bahwa keharmonisan beragama tersebut harus tetap menjadi perhatian, agar tidak terjadi gesekan-gesekan dalam masyarkat.
"Keharmonisan harus tetap terjaga agar tidak terjadi gesekkan-gesekan, atau saling mencurigai, harus tetap terjangah karna tidak dapat dipungkiri seringkalinya ada hal-hal yang berusaha untuk memecah belah kerukunan beragama", Tutur Zeth.
"Kita menyadari kerukunan di Tana Toraja itu tercipta secara alamiah, namun hal itu perlu dijaga dan ditingkatkan. Untuk itu pemerintah harus tetap memberi perhatian agar tidak terjadi benturan. Kita berdialog bukan karna ada masalah, tetapi untuk tetap menjaga. Perbedaan itu jangan menjadi masalah, tetapi kekayaan kita", lanjutnya.
"Tidak dapat dipungkiri masing-masing keyakinan punya doktrin, tetapi itu tidak harus menjadi permasalahan. Karena jika hal itu yang kita mau perdebatkan, itu tidak akan selesai. Tapi bagaimana kita saling merangkul dan menjaga. Doktrin itu persoalan rumahmu, kamarmu, istri dan anakmu, tetapi ketika kita sudah masuk dalam masyarakat kita harus berbaur", sambung Mika Dasan.
Hadir dalam agenda tersebut, Yohanes Some, selaku camat Makale Selatan mengatakan upaya menjaga keharmonisan umat beragama telah diupayakan dengan tetap mengayomi semua aliran agama yang ada di Makale Selatan.
"Kami d Makale Selatan, aparat kami terdiri dari beberapa aliran,protes, Islam, jadi sebagai bentuk mengayomi masyarakat ,kerukunan, itu sudah kami lakukan di Makale Selatan", tutur Yohanes Some.
Tak sekadar sosialisasi, momentum tersebut juga peserta diberikan kesempatan untuk menyampaikan aspirasi terkait kerukunan umat beragama, serta hal-hal yang dapat memicu gesekan antar umat beragama dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis : Nhata