REPLIKNEWS, TANA TORAJA - Ratusan jemaat Gereja Toraja Wilayah 3 berkumpul mengikuti ibadah pembukaan Sidang Sinode Wilayah (SSW) ke-20 di Buntu Sarira, sebelum rangkaian sidang dilanjutkan di Gedung Gereja Jemaat Rantelemo hingga 6 November 2025.
Pembukaan SSW berlangsung penuh khidmat dan diwarnai pemandangan khas Toraja. Di bawah kabut pagi, peserta datang mengenakan pakaian adat dan seragam pelayanan. Kegiatan dibuka dengan ibadah bersama yang dihadiri Bupati Tana Toraja, Zadrak Tombeg.
Dalam sambutannya, Bupati Zadrak menyampaikan apresiasi kepada panitia yang memilih Buntu Sarira sebagai lokasi pembukaan. Menurutnya, tempat ini tidak hanya indah, tetapi juga menjadi identitas masyarakat Toraja.
"Di tempat inilah kita menunjukkan identitas kita sebagai orang Toraja, dan terlebih hari ini ketika kita bersandar kepada Tuhan, tidak ada yang bisa mengganggu Tana Toraja," ujar Zadrak.
Meski memiliki sejumlah agenda penting lain di hari yang sama, seperti kunjungan dari Kementerian PUPR dan program sertifikasi tanah, Zadrak tetap memilih hadir di pembukaan SSW.
"Saya bilang ke staf, carilah dahulu kerajaan Allah, maka semuanya akan ditambahkan dan dilancarkan," ucapnya.
Zadrak juga mengapresiasi kebijakan panitia yang bekerja sama dengan Pemda untuk membebaskan tiket masuk bagi peserta SSW ke kawasan wisata Buntu Sarira.
Ia turut mengapresiasi panitia dan Gereja Toraja yang telah menyiapkan pundi khusus untuk mendukung pengembangan obyek wisata tersebut.
"Kita tidak perlu hitung-hitungan terhadap kegiatan seperti ini, karena ada Tuhan yang akan memperbaiki," tambahnya.
Kemeriahan acara makin terasa saat lima generasi jemaat tampil dalam devile pembukaan, mulai dari anak sekolah minggu, PPGT, PWGT, PKB, hingga para lansia.
"Devile tadi saya lihat sangat menarik, ada lima generasi tampil bersama," kata Zadrak dengan bangga.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga menyinggung persoalan sengketa Tongkonan yang terjadi di beberapa wilayah. Ia mengingatkan agar perbedaan diselesaikan secara kekeluargaan tanpa perlu dibawa ke ranah hukum.
"Di pengadilan hanya ada dua, kalah dan menang. Tidak ada yang benar-benar menang. Jadi selesaikanlah dengan baik secara internal," pesannya.
Menutup sambutannya, Zadrak mengajak seluruh peserta menghidupi semangat Tana Toraja Masero (bersih), bersih dalam pikiran (Masero Tangga’), hati (Masero Pa’ina), dan lingkungan (Masero Tikulao).
Sidang Sinode Wilayah ke-20 ini diharapkan berjalan lancar dan menghasilkan keputusan yang membawa berkat bagi jemaat serta masyarakat Toraja. Dari puncak Buntu Sarira, doa dan semangat kebersamaan itu bergema mengingatkan bahwa iman dan budaya Toraja akan selalu berjalan berdampingan. (*)
Editor : Redaksi





