Home Daerah Pertalite di SPBU Minanga Tator Diduga Jadi Langganan Pengguna Jerigen

Pertalite di SPBU Minanga Tator Diduga Jadi Langganan Pengguna Jerigen

Foto: Jalur Pertalite di SPBU Minanga Tampak Sepi

REPLIKNEWS, TANA TORAJA - Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite di Stasium Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Minanga, Kecamatan Mengkendek, Tana Toraja diduga habis diborong mafia BBM.

Pasokan BBM Pertalite yang masuk ke SPBU Minanga per tanggal 15/1/2023 sebanyak 16.000 liter (16 Ton) habis dalam jangka waktu kurang dari 12 jam.

"Tadi malam jam 7 Pertalite 16.000 liter masuk dan langsung dijual sampai jam 11 malam, dan baru-baru habis tadi sebelum  jam 12 siang", tutur Zul pengawas SPBU Minanga kepada REPLIKNEWS, Senin (16/1/2023).

Kekosongan pertalite di SPBU Minanga membuat warga kesulitan dalam mendapatkan bahan bakar, khususya daerah Mengkendek dan Gandangbatu Sillanan.

Toni, salah satu warga yang ditemui dilokasi yang hendak mengisi BBM mengaku kesal lantaran dirinya tak mendapatkan antrian karena akhir-akhir ini stok Pertalite di SPBU Minanga terlalu cepat habis kerena diduga ada orang yang selalu mengambil dalam jumlah banyak.

"Memang disini sering ada mobil keluar masuk dan bawa jerigen dalam jumlah banyak, biasa banyak orang antri tapi tidak dipedulikan justru yang bawa jerigen yang lebih di dahulukan", kesal Toni.

Menurutnya, mereka yang sering keluar masuk menggunakan jerigen dan mengambil dalam jumlah banyak diduga mafia BBM langganan dari SPBU Minanga.

"Kalau saya lihat memang sudah langganan, karena mereka akrab sekali dengan para karyawan, makanya selalu di dahulukan", cetus Toni.

Dikonfirmasi terkait BBM jenis pertalite yang cepat habis, Zul pengawas SPBU Minanga enggan berkomentar banyak.

"Bisa langsung ke Manager saja, tapi lagi keluar, katanya ke Makale", singkat Zul.

Hingga berita ini ditayangkan Redaksi REPLIKNEWS sudah berusaha menghubungi Ernike selaku Manager SPBU Minanga untuk mengkonfirmasi terkait kekosongan Pertalite di SPBU Minanga lewat sambungan Telvon WahtsApp namun tidak direspon.

Penulis  : Martinus Rettang
Editor     : Natha